3/6/13
Didalam tradisi orang-orang Dayak Kanayatn (dahulunya dikenal sebagai Dayak Bukit) dikenal istilah Pantak. Pantak merupakan media hubungan atau komunikasi manusia (talino) dengan pama (arwah leluhur). Perwujudan dari Pantak berupa patung.

Berdasarkan kepercayaan orang-orang Dayak Kanayatn, pantak bermula dari seorang tokoh bernama Ne' Nabi yang merupakan penguasa (orang yang memiliki kemampuan khusus, khususnya magic) tanah/bumi yang dirasakan oleh masyarakat. Setelah Ne' Nabi meninggal, masyarakat merasa sangat kehilangan akan sosoknya. 

Pada saat itu, Ne' Ranjang (salah seorang imam pada waktu itu), mengusulkan supaya Ne' Nabi dipanaki (ditancapkan atau dipahatkan/dimasukan kedalam). Dipanaki berarti menitahmasukan pama (arwah) Ne' Nabi kedalam patung kayu yang diwujudkan melalui permohonan kepada Tuhan Jubata Ne' Patampa'. Untuk mewujudkan hal tersebut, dilaksanakanlah prosesi adat, sebagai berikut:
1) memilih kayu
2) narah
3) ngalamputn tali nyawa dan mihara (pemulihan jiwa, merupakan prosesi terpenting dalam pembuatan Pantak)
4) nanam Pantak
5) baroah yang dilaksanakan dengan sangahatn (doa dalam kepercayaan Dayak Kanayatn)

Terdapat 3 jenis Pantak, yaitu:
1) Pantak Panyugu
Diperuntukkan bagi pemimpin pertanian (Tuha tahutn/papadiatn) yang mengayomi seluruh masyarakat

2) Pantak Padagi 
Diperuntukkan bagi tokoh perang dan pengobatan (Pangalangok atau dukun) yang mengayomi seluruh (setiap) keluarga

3) Pantak Keluarga
Diperuntukkan bagi Peneladan keluarga yang mengayomi keluarga yang bersangkutan (berhubungan keluarga dengan Pantak)


Source  :
Bahari, S.H. (2011). Mencermati Dayak Kanayatn. Pontianak: Institut Dayakologi.
Related post :

 

0 komentar:

E-book Gratis Viewer

Content of E-book Gratis

E-book Gratis

Loading...

Labels