9/7/14
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap sosial dan spiritual, rasa ingin tahu, kreativitas, serta kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik (Permendikbud No. 70 tahun 2013). Perubahan yang terjadi tidak terlepas dari keinginan untuk memperbaiki mutu pendidikan Indonesia yang masih tertinggal dari negara-negara lain. Selain itu, berbagai masalah sosial juga berkontribusi terhadap perubahan ini.

Penerapan Kurikulum 2013 mulai efektif diberlakukan diseluruh penjuru Indonesia pada tahun pelajaran 2013/2014. Banyak hal yang telah dilakukan kemendikbud untuk memperlancar penerapan kurikulum disekolah, diantaranya adalah ujicoba dibeberapa pulau besar Indonesia (baca ulasannya disini), pelatihan maraton kepada guru-guru mulai dari tingkat dasar, menengah pertama dan menengah atas serta penyediaan buku penunjang. 

Perencanaan mulia ini membuat kita bereuforia, seakan-akan bangsa ini telah siap menerapkannya. Akan tetapi, fakta dilapangan berbanding terbalik dengan apa yang diangankan. Permasalahan utama yang sampai saat ini belum teratasi adalah belum adanya buku penunjang dalam bentuk hardcopy. Sehingga pelaksanaan dilapangan juga antara hidup dan mati. Tidak sedikit sekolah-sekolah swasta yang memang mengutamakan mutu dan secara tidak langsung dipaksakan untuk mengikuti keinginan pemerintah untuk ikut serta menerapkan kurikulum prematur mengadakan pelatihan sendiri. Sementara itu, sekolah-sekolah negeri yang sumber pendanaannya berasal dari pemerintah tercinta harus gigit jari. Mereka harus menunggu gilirannya untuk mendapatkan pelatihan penerapan kurikulum 2013. Entah kapan gilirannya tiba.

Indonesia, tempat dimana kita lahir, dibesarkan dan mencari penghidupan, tak ubahnya negeri dongeng. Kita mencoba untuk mengajari generasi penerus bangsa dengan softskill dan hardskill yang mumpuni. Sementara itu, pembuat kebijakan malah melempem, tak tentu arahnya. Hendaknya, apa yang telah terjadi pada kita, khusunya dunia pendidikan (perubahan-perubahan kurikulum maha mulia), dimasa lalu dan sekarang dapat menjadi acuan untuk pembuat kebijakan diperiode berikutnya. Akhirnya, semoga arah pendidikan dan apa yang akan diterapkan dapat menghasilkan generasi emas bangsa dan memajukkkan negara kita tercinta.

TUT WURI HANDAYANI ING MADYA MANGUN KARSA DAN ING NGARSA SUNG TULADA
 

0 komentar:

E-book Gratis Viewer

Content of E-book Gratis

E-book Gratis

Loading...

Labels